Kumpulan Berita Politik Terbaru Viral Dan Panas

Iklan

WASPADA! Pertemuan Anies dan Somad Tanda Mesin Politik Identitas Sudah Nyala

24 Agustus, 2022, 24.8.22 WIB Last Updated 2022-08-23T20:37:54Z
masukkan script iklan disini
masukkan script iklan disini


 Mesin politik identitas sudah dinyalakan, Anies Baswedan dan Abdul Somad bertemu di suatu tempat untuk ngumpul-ngumpul bahas hal-hal yang kita tidak pernah bayangkan sebelumnya.

Kita mengetahui dengan pasti bahwa politik identitas dikerjakan oleh Anies Baswedan dengan cara melakukan penggiringan opini kepada Ahok waktu tahun 2016 silam. Saat itu Anies Baswedan menggunakan Rizieq Shihab untuk menghancurkan karakter dari Ahok.

Dan pada akhirnya mereka berhasil membuat Ahok dikalahkan hanya karena beda agama dan melalui isu-isu yang begitu kental dengan nuansa rasis dan berbau-bau agama. Rasisme dan politik identitas sangat melekat di tubuh Anies Baswedan baik dari pikirannya sampai dengan hidupnya secara integratif.

Tidak pernah dibayangkan sebelum-sebelumnya bahwa seseorang bisa menang hanya karena agamanya sama dan ancaman menolak untuk menshalatkan jenazah pendukung Ahok pada saat itu.

Ahok menjadi bulan-bulanan Dan dia bahkan sampai harus dijadikan tersangka atas kasus penodaan agama yang sebetulnya bukan menjadi niat daripada Basuki Tjahaja purnama.

Ahok dijadikan manusia jerami yang karakternya dihancurkan sampai dia pun menangis bergetar di dalam persidangan yang menghadirkan ulama yang cukup dikagumi saat itu yakni oleh Ma'ruf Amin.

Dia mengatakan bahwa satu persatu orang yang menzalimi dirinya akan dipermalukan dengan nada yang bergetar dan meninggi. Puncak kekecewaan Ahok terlihat karena Anies Baswedan dengan aktif menggunakan mesin politiknya di tahun 2016 yang begitu kental dengan nuansa suku agama ras dan antargolongan.

Padahal Indonesia itu dibentuk dari bermacam-macam suku agama ras dan antar golongan bukan hanya satu agama. Prinsip ketuhanan yang maha esa di ejawantahkan di banyak agama bukan hanya agamanya Anies Baswedan yang ternyata hanya menjadi alat politiknya saja.

Seharusnya agama dihidupi dan diimani secara personal sekaligus komunal secara eksklusif. Kepemimpinan sebuah negara apalagi negara demokrasi tidak boleh diikat dan dipersepsikan hanya lewat satu agama saja.

Namun apa yang dikerjakan Anies Baswedan sangatlah tidak terhormat yakni menghancurkan kredibilitas dari Basuki Tjahaja purnama yang pada saat itu menggaet hampir 90% kepuasan rakyat Jakarta. Namun harga diri Rizieq Shihab saat ini sudah dipermalukan oleh Tuhan dan seperti yang Ahok katakan ya dipenjara dan mendapatkan karmanya sendiri.

Satu persatu akan dipermalukan oleh Tuhan dan itu sudah menjadi hal yang bukan rahasia umum lagi. Secara terang benderang kalimat Ahok ini dinyatakan ke hampir seluruh masyarakat yang membenci orang ini. Bahkan sampai sekarang karma itu masih terus mengalir deras kepada orang-orang yang menzalimi Ahok.

Artinya kalimat Ahok ini bukan kalimat yang sembarangan dong. Tidak kapok melihat satu persatu pendukung Anies Baswedan dipermalukan, Anies Baswedan masih saja menggunakan politik identitas untuk melakukan aksi-aksi dan juga membenarkan tindakan-tindakannya yang merusak tatanan negara ini.

Kita tahu dia barusan bertemu dengan Abdul Somad dan saya nggak tahu apa yang mereka katakan. Tapi bisa disimpulkan bahwa mereka itu sedang berpolitik bukan beragama. Bisa saja mereka berdalih sedang berkumpul-kumpul ria bersama untuk melakukan silaturahmi yang mempererat hubungan persaudaraan mereka.

Akan tetapi melihat dari perangai dan tindak-tanduk Anies Baswedan selama ini, saya curiga mereka sedang bersekongkol. Bersekongkol untuk melakukan tindakan yang tidak terhormat khususnya di dalam politik mungkin kan? Kita melihat kepercayaan publik terhadap Anies Baswedan turun drastis dan elektabilitasnya menjadi stagnan cenderung turun seperti harga saham sampah.

Orang kalau baik pasti akan mendapatkan nilai yang baik juga. Akan tetapi Anies Baswedan adalah orang yang menggunakan isu-isu identitas untuk melegalkan tindakannya yang nggak jelas dan rekam jejaknya yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Buruknya rekam jejak Anies Baswedan tentu harus ditutupi dan dipoles dengan sebaik-baiknya lewat politik identitas. Namun saya cukup yakin bahwa rakyat Indonesia sudah cerdas melihat kehancuran DKI Jakarta dibawa kepemimpinan orang ini.

Abdul Somad yang katanya pernah menceritakan ada orang yang bermimpi lima kali melihat presiden Prabowo, pun sudah menjadi rekam jekal buruk. Artinya mimpinya Abdul Somad atau temannya Abdul Somad siapapun itu tidaklah menjadi valid.

Mimpi 5 kali dibayar dengan kegagalan dan kehancuran elektabilitas Prabowo sebanyak 3 kali. Gerindra itu memang ditakdirkan untuk kalah mau didoain sekenceng apapun oleh Abdul Somad.

Dia yang pernah dibuang dari Singapura juga merupakan rekam jejak buruk yang menjadi noktah atau duri dalam daging di tubuh pendukung Anies Baswedan. Hentikanlah politik identitas ini dan kita harus usir mereka dari NKRI jika politik identitas itu dimainkan lagi.

Komentar

Tampilkan

Terkini

olahraga

+