Pengacara Rizieq, Aziz Yanuar mengatakan bahwa ada tokoh politik yang sedang mendekati Rizieq.
Dalam diskusi online bertajuk ‘Dinamika Politik Setelah HRS bebas’, aziz menyebutkan bahwa sudah ada elite partai dan tokoh politik yang mendekat dengan Rizieq. Tapi dia tak menyebut siapa tokoh dan elit politik yang mencoba mendekati Rizieq.
Ketika ditanya latar belakang elite politik yang menemui Rizieq, Aziz menyebutkan bahwa mereka ada yang dari elit dan tokoh koalisi pemerintah. Yang dari oposisi juga banyak.
Ada dua kemungkinan yang terjadi. Yang pertama, Aziz hanya mengarang cerita. Rizieq mungkin tidak ada yang mendekati mengingat dirinya masih menjalani masa percobaan sampai 2024 nanti. Dengan kata lain, dirinya tidak bisa dimanfaatkan dengan maksimal.
Rizieq tidak ada yang dekati, tapi dikondisikan demikian biar terkesan banyak yang antre mau mendekat ke Rizieq. Ini semacam pancingan agar tokoh politik lain merasa terdesak untuk segera menghubungi Rizieq sebelum deal dengan orang/kelompok lain.
Ini mirip dengan trik marketing yang menggunakan prinsip menciptakan rasa urgensi atau mendesak agar calon customer segera memberikan keputusan.
Track record Aziz yang kerap kali bicara tak nyambung, tentu saja agak sulit dipercayai ucapannya. Apalagi para pendukungnya selalu bikin sensasi heboh agar Rizieq terlihat sangat kuat dan sakti padahal tidak ada apa-apanya. Rizieq penakut tapi digambarkan seolah-olah sangat berani, tidak takut menantang pemerintah padahal pintar lari entah ke mana dan sembunyi.
Berlagak bilang akan kembali berjuang melawan kezaliman dan menegakkan amar makruf nahi mungkar. Alasannya adalah Indonesia saat ini darurat kebohongan dan darurat korupsi.
“Sebagaimana yang telah saya sampaikan setiba di Tanah Air sewaktu saya pulang dari kota suci Mekah, yaitu ayo kita gaungkan kembali terus, yaitu revolusi akhlak, revolusi akhlak dengan cara yang berakhlak. Bagaimana kita punya negeri di mana-mana ada kerusakan, di mana-mana ada kemungkaran, saudara. Maka kebohongan sudah membudaya dan negeri kita lagi darurat kebohongan,” kata Rizieq.
Ketika sok suci diberi panggung, yang terjadi adalah pembohongan dan pengibulan yang terstruktur serta masif. Ketebalan kulit muka juga bertambah drastis. Urat malu makin putus.
Tapi tetap ada kemungkinan Rizieq didekati beberapa elit politik. Tidak dipungkiri, Rizieq masih punya banyak massa pendukung yang setia dan rela mengorbankan dirinya demi Rizieq. Banyak elit politik yang masih mau memanfaatkan kelompok ini.
Kemungkinan kedua adalah Rizieq memang didekati. Tapi oleh siapa? Tadi dibilang ada yang dari koalisi pemerintah. Mungkin yang dimaksud adalah partai yang ketumnya sudah kalah pilpres dua kali. Dulu dia dekat dengan Rizieq.
Kalau yang dari oposisi, maka ada dua kemungkinan. Yang pertama yang berwarna biru yang terkenal dengan mangkraknya. Yang kedua adalah partai munafik penjual agama.
Partai yang tidak bermutu, yang tidak ada prestasi cenderung akan menggunakan cara instan untuk menang. Salah satunya menggunakan jasa kelompok penjual agama dan panitia surga. Rizieq akan tetap dimanfaatkan pada pilpres nanti, oleh mereka yang tak punya kelebihan untuk ditawarkan kepada masyarakat.
Tapi apa pun ceritanya, partai seperti ini tidak pantas ikut pilpres 2024. Mendekati Rizieq demi politik sama saja kembali mengulangi politik identitas dan politisasi agama. Kelompok Rizieq tidak akan menggunakan cara lain. Mereka akan selalu menjadi panitia surga, menggunakan ayat untuk membela siapa pun yang dibelanya.
Tidak ada politik cerdas dan mencerdaskan masyarakat. Kehadiran mereka hanya akan mengkotak-kotakkan dan memecah belah masyarakat. Partai seperti ini selalu merusak demokrasi yang sehat karena menghalalkan segala cara demi kepentingan pribadi di politik.
Lihat saja, nanti bakal ketahuan partai mana yang masih berhubungan dengan Rizieq dkk. Bisa ketahuan seiring berlalunya waktu. Maka dari itu, yang waras dan cerdas hindari partai seperti ini. Mereka bukan berjuang demi rakyat, tapi demi kepentingan sendiri. Rakyat hanya dijadikan karpet pijakan yang kalau sudah usang bakal dibuang ke tong sampah. Partai ini layak diguremkan dan bila perlu tak usah lolos ke Senayan.
Bagaimana menurut Anda?