masukkan script iklan disini
Kalau salah ya terima dengan jantan dong. Belajar dari Ahok yang menerima kesalahan yang sebenarnya masih diperdebatkan. Sudah jelas bahwa karma itu menndang balik dengan lebih keras, Ahmad Dhani, si botak yang cengeng. Ahok itu jantan.
Air matanya bukan terhadap krimnalisasi kepada dirinya. Tapi air matanya untuk mengingat sang ayah. Sedangkan si botak cengeng itu, menangis tersedu-sedu karena ketaktan dikentuti oleh narapidana. Memang benar-benar sulit membandingkan dua orang ini.
Kita belajar bagaimana pun juga, keadilan dan kebenaran tetap akan muncul. Mau dihancurkan seperti apapun, kebenaran akan muncul pada dirinya sendiri. Tidak ada yang tidak bisa dilanggar lagi. Pelanggaran hukum itu menjadi sebuah bentuk karma bekerja. Menggbuk dan menndang keras wajah Ahmad Dhani, si botak dengan mulutnya yang kasar dan tidak bisa dikontrol itu.
Memang manusia bernama BTP yang dulunya dipanggil Ahok ini harus kita teladani. Teladani keberaniannya dan ketaatan terhadap hukumnya saja ya. Kalau mau teladani kehidupannya, ya itu urusan kalian. Tapi penulis ingin menceritakan ulang mengenai BTP yang dulunya dipanggil Ahok. Tapi penulis sebut Ahok saja deh. BTP sudah tulisnya. Harus caps lock. Hahaha.
Ahok ini adalah seorang pemimpin yang merakyat. Dia tegas dan terkenal dengan kebersihan dalam berpolitik. Transparansi khususnya dalam keuangan, dan profesional dalam menjalankan segala sesuatu. Ahok ini adalah anti dari Anies. Anies itu tangannya kotor, tidak transparan dan bahkan balai kota pun ditutup tirai, dan tidak profesional asal memecat.
Ahok adalah anti dari Anies. Ahok itu adalah antimateri dari Anies. Ketika Ahok jujur, Anies culas. Ketika Ahok ini bersih, Anies kotor. Ketika Ahok ini profesional, Anies ini amatiran seperti bocah nakal.
Ahok ini jantan dalam menghadapi setiap tekanan. Dia tahan banting. Selama ini dia di Mako Brimob, justru ramai mendulang suara dan dukungan. Terlepas dari kehidupan pribadinya, Ahok ini adalah sosok yang menjalankan segala sesuatu dengan sangat baik. Dia seperti John Wick. The man of focus. Fokusnya pada pekerjaan kepentingan rakyat dijalankan.
Jalan hidup Ahok ini sulit. Tidak mudah. Jalan Ahok ini mengedepankan kepentingan bangsa dan negara. Sedikit sekali orang yang memainkan peranannya sebaik Ahok, khususnya dalam menjadi pemimpin. Sifat ksatrianya jangan ditanya. Terlepas dari relasi dengan istrinya, Ahok ini adalah orang yang patut dibanggakan.
Jakarta bangga memiliki sosok seperti Ahok. Dia bicara tegas dan tidak banyak berputar-putar. Dia bicara satu bagian, dan terus mencarikan solusinya sampai rampung. Hasil kerja Ahok jangan ditanya lagi. Simpang Susun Semanggi, Lapangan Banteng, Jalan Layang khusus Trans Jakarta dan sebagainya. Ahok ini tidak bisa untuk tidak disebut terus.
Berbeda dengan Ahmad Dhani dan Anies, mereka adalah manusia pengecut, tidak berani bertindak. Hanya main kekuasaan. Bodoh. Dungu. Botak, mulut manis tapi penuh racun. Memang Ahmad Dhani dan Anies itu mirip. Semirip-miripnya. Kembar. Karma buruk ada di dalam diri mereka.
Cengeng, apa-apa baper, emosi, pendendam, pendengki, iri hati, tidak bisa jadi nomor dua, harus jadi nomor satu. Kalau gitu pilih Jokowi saja.
Berbeda sekali karakter dua jenis manusia ini. Ahok itu jauh lebih jantan, dia menerima hukuman berat, yang tidak ia niatkan sama sekali. Sedangkan Dhani itu sudah sengaja menghina Idiot. Kurang ajar itu. Mau ribut? Mau hancurkan bangsa? Memang Dhani si botak cengeng. Dia selama ini sudah cukup hidup di dunia kaya.
Sekarang sudah makin sulit. Sudah makin miskin. 7 krban keclakaan yang melibatkan anaknya juga masih harus ditanggung. Kalau nyawa masih bisa balik, tentu dia harus kembalikan nyawa yang melayang secara trags di jalan tol itu.
Jadi Dhani nangis karena apa? Karena miskin? Karena diri sendiri? Egosektoral yang sangat tinggi. Orang ini harus membayar tindakannya dan ungkapannya. Kami belum puas, sebelum Dhani menua di penjara. Kami tidak akan pernah puas, ketika Dhani masuk penjara. Kami akan terus lapar, melihat bagaimana karma menggerogoti hidupnya. Ini fakta. Jangan main-main.
Begitulah fakta-fakta.
Air matanya bukan terhadap krimnalisasi kepada dirinya. Tapi air matanya untuk mengingat sang ayah. Sedangkan si botak cengeng itu, menangis tersedu-sedu karena ketaktan dikentuti oleh narapidana. Memang benar-benar sulit membandingkan dua orang ini.
Kita belajar bagaimana pun juga, keadilan dan kebenaran tetap akan muncul. Mau dihancurkan seperti apapun, kebenaran akan muncul pada dirinya sendiri. Tidak ada yang tidak bisa dilanggar lagi. Pelanggaran hukum itu menjadi sebuah bentuk karma bekerja. Menggbuk dan menndang keras wajah Ahmad Dhani, si botak dengan mulutnya yang kasar dan tidak bisa dikontrol itu.
Memang manusia bernama BTP yang dulunya dipanggil Ahok ini harus kita teladani. Teladani keberaniannya dan ketaatan terhadap hukumnya saja ya. Kalau mau teladani kehidupannya, ya itu urusan kalian. Tapi penulis ingin menceritakan ulang mengenai BTP yang dulunya dipanggil Ahok. Tapi penulis sebut Ahok saja deh. BTP sudah tulisnya. Harus caps lock. Hahaha.
Ahok ini adalah seorang pemimpin yang merakyat. Dia tegas dan terkenal dengan kebersihan dalam berpolitik. Transparansi khususnya dalam keuangan, dan profesional dalam menjalankan segala sesuatu. Ahok ini adalah anti dari Anies. Anies itu tangannya kotor, tidak transparan dan bahkan balai kota pun ditutup tirai, dan tidak profesional asal memecat.
Ahok adalah anti dari Anies. Ahok itu adalah antimateri dari Anies. Ketika Ahok jujur, Anies culas. Ketika Ahok ini bersih, Anies kotor. Ketika Ahok ini profesional, Anies ini amatiran seperti bocah nakal.
Ahok ini jantan dalam menghadapi setiap tekanan. Dia tahan banting. Selama ini dia di Mako Brimob, justru ramai mendulang suara dan dukungan. Terlepas dari kehidupan pribadinya, Ahok ini adalah sosok yang menjalankan segala sesuatu dengan sangat baik. Dia seperti John Wick. The man of focus. Fokusnya pada pekerjaan kepentingan rakyat dijalankan.
Jalan hidup Ahok ini sulit. Tidak mudah. Jalan Ahok ini mengedepankan kepentingan bangsa dan negara. Sedikit sekali orang yang memainkan peranannya sebaik Ahok, khususnya dalam menjadi pemimpin. Sifat ksatrianya jangan ditanya. Terlepas dari relasi dengan istrinya, Ahok ini adalah orang yang patut dibanggakan.
Jakarta bangga memiliki sosok seperti Ahok. Dia bicara tegas dan tidak banyak berputar-putar. Dia bicara satu bagian, dan terus mencarikan solusinya sampai rampung. Hasil kerja Ahok jangan ditanya lagi. Simpang Susun Semanggi, Lapangan Banteng, Jalan Layang khusus Trans Jakarta dan sebagainya. Ahok ini tidak bisa untuk tidak disebut terus.
Berbeda dengan Ahmad Dhani dan Anies, mereka adalah manusia pengecut, tidak berani bertindak. Hanya main kekuasaan. Bodoh. Dungu. Botak, mulut manis tapi penuh racun. Memang Ahmad Dhani dan Anies itu mirip. Semirip-miripnya. Kembar. Karma buruk ada di dalam diri mereka.
Cengeng, apa-apa baper, emosi, pendendam, pendengki, iri hati, tidak bisa jadi nomor dua, harus jadi nomor satu. Kalau gitu pilih Jokowi saja.
Berbeda sekali karakter dua jenis manusia ini. Ahok itu jauh lebih jantan, dia menerima hukuman berat, yang tidak ia niatkan sama sekali. Sedangkan Dhani itu sudah sengaja menghina Idiot. Kurang ajar itu. Mau ribut? Mau hancurkan bangsa? Memang Dhani si botak cengeng. Dia selama ini sudah cukup hidup di dunia kaya.
Sekarang sudah makin sulit. Sudah makin miskin. 7 krban keclakaan yang melibatkan anaknya juga masih harus ditanggung. Kalau nyawa masih bisa balik, tentu dia harus kembalikan nyawa yang melayang secara trags di jalan tol itu.
Jadi Dhani nangis karena apa? Karena miskin? Karena diri sendiri? Egosektoral yang sangat tinggi. Orang ini harus membayar tindakannya dan ungkapannya. Kami belum puas, sebelum Dhani menua di penjara. Kami tidak akan pernah puas, ketika Dhani masuk penjara. Kami akan terus lapar, melihat bagaimana karma menggerogoti hidupnya. Ini fakta. Jangan main-main.
Begitulah fakta-fakta.